Jadi Sorotan Publik Salah Satu Guru P3K Merasa Di Anak Tirikan, Ini Kata Kepsek SMPN 1 Bangko

Berita, Riau, Rohil2253 Dilihat

Bagansiapiapi – Kepsek SMPN 1 Bangko kini dalam sorotan tajam oleh sejumlah pihak dalam menjalankan tugas dan kepemimpinan di lingkungan sekola

Sorotan terhadap kinerja Kepsek tersebut membuat sejumlah pihak saat ini meminta Bupati Rokan Hilir H. Bistamam untuk segera mencopot yang bersangkutan dari jabatannya demi menjaga integritas dunia pendidikan Rokan Hilir.

Markasim SE kepada media ini membeberkan, permasalahan sejak dari tahun 2024 tidak selesai – selesai hingga sekarang di alami oleh Supriadi seorang guru SMPN 1 Bangko berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Di dapati dari 3 (orang ) PPPK yang pindah kerja di SMPN 1 Bangko hanya Supriadi yang merasa di anak tirikan, padahal SK pindah Supriadi dari sekolah asal SMPN 2 Bangko ke SMPN 1 Bangko sudah melalui proses dan prosedur yaitu sudah mendapatkan persetujuan dari Bupati lama Afrizal Sintong dan Kepala Disdikbud Rokan Hilir.

Ironisnya, selama sebelas bulan tidak diberikan jam mengajar oleh pihak sekolah. Padahal, sebagai guru bersertifikasi, Supriadi berhak mendapatkan tugas mengajar sesuai ketentuan, terang Markasim SE.

Tak hanya itu sebutnya lagi, laporan kinerja Supriadi melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM) juga tak pernah dinilai oleh Kepala Sekolah, yang seharusnya menjadi kewajiban administrasi penting dalam sistem pendidikan nasional.

Oleh karena tidak mampu menyelesaikan masalah ini. Markasim desak copot Kepala Sekolah SMPN 1 Bangko karena diduga tak mampu jalankan tugas secara profesional.

Mengenai hal itu, Kadisdik melalui Kabid SMP Retno, Pendidikan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Rokan Hilir saat dikonfirmasi media ini menyampaikan bahwa pihaknya sudah sejak lama ingin menyelesaikan permasalahan yang di anggap hanya masalah kecil.

Retno Setiawan selaku Kabid SMP sudah berusaha mendudukkan Kepsek SMPN 1 Bangko SU dengan Supriadi agar tidak meluas kemana- mana.

Kita sudah berusaha memanggil Kepsek bersama Supriadi, kita dudukan mereka semeja diskusi, tetapi nampaknya yang paling keberatan adalah Kepsek tersebut, artinya kita sebagai atasan juga tidak dipandang dan tidak di hargai, ujar Kabid SMP Retno Setiawan

Ketika di tanya apakah masalah antara Kepsek SMPN 1 Bangko dengan Supriadi (guru PPPK) dapat diselesaikan dengan baik atau tidak , selanjutnya Kabid Retno Setiawan menyerahkan hal ini kepada Kebijakan Pimpinan.

“Kita sudah berusaha, meluangkan waktu dan pikiran kita dalam rangka menyelesaikan masalah ini dengan harapan bertemu solusi jalan keluarnya, namun pada pagi ini Kepsek SMPN 1 melalui via telepon baling dengan mengatakan hanya miskomunikasi,” Ungkapnya.

Guna membantu dan ingin meluruskan permasalahan itu, awak media berusaha menghubungi Kepsek SMPN 1 Bangko, Senin (14/4/2025) dikonfirmasi awak media.

Kepsek SMPN 1 Bangko menjelaskan bahwa dari awal yang bersangkutan (Supriadi) mau pindah ke SMPN 1 Bangko memang sudah mengkonfirmasi ke dirinya selaku kepsek, namun dirinya sudah menjelaskan bahwasanya tidak ada jam mengajar.

” Tapi dia (Supriadi ) bekekeh pindah ke SMPN 1 Bangko, tentu tak ada jam mengajarnya. Saya coba kasih jam mata pelajaran lain, tapi yang bersangkutan tidak menjalankan tugas, hanya tidur di kelas, anak” berteriak” suara sampai ke SMA Muhamadiyah,” Katanya kepada awak media.

Lebih miris lagi katanya, saat di cek ke kelas yg ada dalam kelas itu Supriadi, baru di uji coba, tapi tidak bisa melaksanakan tugasnya sebagai guru tidur di kelas.

Dijelaskannya lagi bahwa terkait SKP, dirinya tidak ada dasar untuk meneken, berhubung bulan September sampai Desember 2023 SK-nya di SMPN 6 Bangko, tapi yang bersangkutan tidak melapor ke sana, yang berhak meneken SKP-nya adalah sekolah Induk yaitu SMPN 2 Batu Hampar, bukan pihaknya yang meneken.Tegasnya saat dikonfirmasi Jurnalis.

“Lagi pula tak mungkin saya menzholimi guru yang sudah senior di sekolah mengambil jam mereka dan di beri kan kepada yang bersangkutan. Manusiawikah saya?, mereka sudah lama mengabdi di sekolah dan kinerja mereka baik, disiplin, sedangkan yang bersangkutan tidak disiplin, tidak bertanggung jawab dan tidak punya etika yg baik. Dan guru mapel IPA tidak bersedia memberikan jam mereka.”Katanya.

Beredarnya berita ini, masyarakat berharap persoalan ini dapat segera terselesaikan guna berjalannya dunia pendidikan yang baik di Kabupaten Rokan Hilir. (Redaksi)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *